Sutradara Televisi Dalam Produksi Program Acara
Hasil akhir dari sebuah karya televisi merupakan kesimpulan dari tiga tingkat pekerjaan produksi yaitu Pra Produksi ( Pre Production ), Produksi ( Production ) dan Paska Produksi ( Post Production ).
Ketiganya menyatu dan tidak boleh terlewatkan. Apabila salah satu
tingkat pengerjaan produksi ini hilang atau belum selesai, tugas sang
sutradara masih belum tuntas.
Adapan tugas seorang Sutradara Televisi secara singkat dapat diuraikan sebagai berikut :
Pada
saat Pra Produksi bersama-sama produser, script writer, dan tim kreatif
lainnya, membahas mengenai isi program hingga perencanaan produksinya.
Pada saat Produksi, memimpin jalanya proses pengambilan gambar dan
suara, termasuk merancang konsep visual dan tata cahaya. Saat Paska
Produksi mendampingi editor untuk menentukan hasil akhir sebuah
tayangan.
Hubungan Kerja Sutradara Televisi Penyutradaraan Televisi Program Reality Show
Untuk
mendukung hasil akhir yang sempurna maka seorang Sutradara televisi
mutlak harus memiliki kemampuan berkordinasi dengan seluruh unsur
pendukung produksi. Tim pendukung produksi ini merupakan kumpulan dari
orang-orang yang mempunyai ketrampilan atau pengusaan terhadap
bidang-bidang tertentu secara profesional, dan secara garis besar dapat
dikatagorikan menjasi tiga yaitu : Tim Teknis, Tim Artistik dan Tim
Penyusun Konsep. Tim Teknis misalnya : Technical Director
(Pengarah Teknik), Kameraman, Lightingman, Audioman dan seterusnya, Tim
Artistikmisalnya : Set Designer, Make Up, wardrop dan sebagainya,
sedangkan Tim Penyusun Konsep terdiri dari Creative Director, Script
Writter hingga Produser.
Reality show pada dasarnya merupakan bentuk program acara televisi yang mengandalkan adagan nyata atau natural dari semua tokoh beserta pendukung yang tampil dalam acara tersebut. Sutradara Reality Show
relatif tidak bisa leluasa memberikan pengarahan kepada para tokoh yang
terlibat. Untuk mencapai efek spontan dan natural tersebut sering kali
proses pengambilan gambar dan suaranya dilakukan secara
sembunyi-sembunyi, atau yang lazim kita sebut dengan istilah candid camera ,
walaupun dengan sistem ini kadang-kadang hasilnya tidak sempurna. Maka
pada akhirnya yang diutamakan adalah pesan yang akan disampaikan
seorang sutradara sampai pada pemirsa.
Disinilah dituntut kejelian seorang Sutradara Reality Show
dalam menangkap momentum yang acapkali datang hanya satu kali. Pada
acara yang menampilkan gambar-gambar dimana tim produksi mengikuti
gerak-gerik sang tokoh, maka mekanisme produksi yang digunakan sama
seperti pada saat memproduksi program liputan investigasi
(penyelidikan). Sistem ini penekanannya lebih banyak kepada crew
produksi yang terlibat untuk memiliki inisiatif, tanpa harus menunggu
instruksi dari sutradara. Hasil akhir dari produksi program acara ini
biasanya belum tentu sesuai dengan konsep naskah yang disusun sebelumya.
Sumber: Anungprabowo.wordpress.com