Senin, 22 Oktober 2012

Dunia Sutradara




Terminologi Sutradara
Salah satu yang menjadi tolak ukur keberhasilan sebuah tayangan program audio visual baik film maupun televisi adalah ketika program tersebut dikemas secara menarik, dan enak ditonton. kolaborasi dari aspek teknis, sinematografi dan isi pesan yang disampaikan dalam sebuah tayangan merupakan faktor penentu sebuah tayangan dikatakan menarik atau tidak. Sebetulnya siapa yang sangat berperan dalam menetukan hasil akhir sebuah program audio visual.
Dalam sebuah produksi program tayangan baik film maupun televisi peran sutradara begitu sangat dominan, karena menentukan hasil akhir baik secara artistik maupun teknis produksi program tayangan. Istilah Sutradara atau Director menurut kamus film diartikan sebagai seseorang yang memegang tanggung jawab tertinggi terhadap aspek kreatif baik yang bersifat penafsiran maupun teknik pada pembuatan film. Disamping mengatur permainan dalam acteing dan dialog ia juga menetapkan posisi kamera, suara, prinsip penatacahayaan serta segala bumbu yang mempunyai efek dalam penciptaan film secara utuh . Dari difinisi diatas dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup kerja seorang sutradara meliputi aspek teknis, artistik dan content.

Sutradara Televisi
the-pd-in-actionIstilah Sutradara Televisi mungkin tidak begitu populer bila dibanding dengan sutradara, dalam pengertian Sutradara Film. Dunia pertelevisian di negara barat umumnya menggunakan istilah Program Director atau Television Director, yang kemudian sering kali diterjemahkan dalam bahasa indonesia sebagai Pengarah Acara Televisi (pertama kali diperkenalkan oleh TVRI).
Secara spesifik Herbert Zettl, seorang pakar dan pengamat televisi dari san fransisco mendefinisikan Sutradara Televisi sebagai seseorang yang bertugas memberikan pengarahan kepada talent ( pemain atau pengisi acara ) dan ( pada masalah ) teknis operasional. Secara langsung bertanggungjawab memindahkan secara efektif yang tertulis dalam naskah dalam bentuk pesan-pesan audio visual. Dalam skala stasiun –tv- yang lebih kecil, sering kali juga bertindak sebagai producer. ( diambil dari Television Production Hanbook-6th ).
Industri pertelivisian kita mengenal sistem rekaman gambar visual dengan menggunakan single camera dan multi camera, yang kemudaian lazim kita sebut ENG (Electrinic News Getring) dan EFP (Electronic Fild Production). Kebutuhan artistik untuk single camera tentu saja berbeda dengan multi camera. Demikian juga untuk kebutuhan teknis lainnya, seperti penataan cahaya, penataan audio penataan gambar dan lain sebagainya. Sebagai contoh, untuk memproduksi program acara musik yang dilakukan di dalam studio, dengan menggunakan multi kamera, didukung tata suara dan tata lampu artistik, tentu akan berbeda cara penangannaya dengan produksi acara reality show yang menggunakan satu kamera dan dilakukan di luar ruangan. Seorang Sutradara Televisi idealnya harus menguasai kedua hal tersebut.

sumber: Anungprabowo.wordpress.com